Song fict “Eyes, Nose, Lips”

cover

EYES, NOSE, LIPS
Title : Eyes, nose, lips
Scriptwriter : Firda Kwon
Main cast : Byun Baekhyun, Krystal Jung
Genre : Songfict,Hurt, Romance
Duration : Ficlet
FF ini terinspirasi dari lagu Taeyang-Eyes,nose,
Summary : Meskipun menyakitkan, Sekarang kau hanya sebagian kenangan bagiku

Siapa orang yang paling kau benci ? Musuhmu ? Penghianatmu ? atau orang yang membencimu ? Well, aku tak begitu membenci mereka. orang yang paling aku benci di dunia ini justru orang yang paling aku cintai. Kau tau aku tak begitu pandai membenci orang, tapi saat melihatnya atau bahkan hanya mendengar namanya ada awan hitam yang terbang di atasku, Suram. Dan itu buruk untuk kondisi moodku,
Aku masih ingat saat aku melihatnya di pojok kedai kopi kesukaan kami, dia mengaduk kopinya lalu menciumi aromanya. Tak banyak yang ia lakukan tapi cukup membuatku terpesona. Aku mendekatinya dan duduk di depannya, ia tak marah atau malah membuat wajah aneh di depanku. Dia tersenyum padahal aku terlambat janjian dengannya hampir satu jam. Ini rekorku paling lama saat janjian dengannya.
“Maaf, tadi aku masih ada kelas”Ucapku, ya aku sedikit merasa bersalah sekarang.
“Tak apa”Ucapnya sambil melempar senyum kearahku dan sumpah demi Tuhan ini hal yang paling aku sukai dari kekasihku ini, senyumannya.
“Kau tak marah ?”Tanyaku sedikit ragu, tapi dia hanya menggeleng, Oh ayolah, tak bisakah ia sedikit marah padaku atau ia sedikit saja menyindirku, jangan sesempurna ini. Aku akan sulit bernafas jika terus menerus terpesona dengannya.
“Aku bisa menunggumu sampai kapanpun”dan blush, kalimat sederhananya langsung memerahkan pipiku. Tapi kau tau apa yang ada di benakku saat itu, Bullshit Baek!
O.O
Tak banyak hal romantis yang ia lakukan padaku. Dia bukan tipe pemuda yang terkadang jadi pemeran utama sebuah drama, Dingin tapi romantis. Ia cenderung ke pemuda cengengesan yang dapat mengucapkan apapun tanpa melewati otaknya terlebih dulu. Saat valentine tahun kemarin aku tak mengharapkan hadiah apapun darinya, toh saat hari ke 100 kami, kami hanya saling mengucapkan lewat pesan singkat. Cukup tak lebih dari itu, tapi malam itu, saat valentine tahun ketiga kami bersama ia mengajakku berkencan. Alasannya sederhana, hanya ingin merayakan malam valentine. Itu alasan paling konyol yang pernah aku dengar dari bibirnya.
Di tengah restoran italia, kami saling melempar pandangan. Tak ada yang kami ucapkan cukup mengagumi satu sama lain. Dia tampan, sangat tampan aku tak ingat berapa kali aku menahan nafas agar detakan jantungku lebih normal.
“kau cantik malam ini krystal-ssi”Ucapnya sambil menuangkan minuman ,
“Kau juga sangat tampan Baekhyun-ssi”Jawabku sambil mengangkat gelas dan kami bersulang, kami meneguknya lalu saling melempar senyuman.
“jadi apa kau ada masalah ?”tanyaku,ya ini terlalu aneh untuk disebut kebetualn, dia benar-benar bukan tipe pemuda romantis. Bahkan saat kami menonton film romantispun ia tak terbawa suasana. Ia bahkan tertawa terbahak-bahak saat melihatku menangis.
“Tak ada”Dia menggeleng dan memamerkan gigi putihnya. Aku menyipitkan kedua mataku, aku meletakkan tanganku dikeningnya.
“Apa kau sakit ?”Dia tertawa dan meraih tanganku,
“Apa aku salah melakukan hal romantis dengan kekasihku”Dia menggenggam tanganku, dia tersenyum, kedua matanya ikut tersenyum. Aku suka sangat suka mata itu.
“Baiklah, aku anggap ini kemajuan”Aku membalas senyumannya. Dia masih menggenggam tanganku. Mata hitamnya menatap lekat kearahku. Membuatku merasakan gemuruh ringan di dadaku.
“Aku mencintaimu”Dan yap, semburat merah itu naik lagi ke pipiku. Ada apa dengan pemuda ini ? dia mengucapkan kalimat aneh sekarang. Ini kali pertama aku mendengar ia mengucapkan kalimat itu dan jauh di lubuk hatiku, aku sangat menyukainya, aku menyukai bibirnya saat mengucapkan kalimat itu.
O.O
“Jadi kau masih berhubungan dengannya ?”Aku tersadar dari lamunanku, aku masih menatap cangkir kopiku lalu aku menggelengkan kepalaku ringan. Bagaimana bisa aku masih mengingat pemuda itu, bahkan itu sudah terjadi 3 tahun yang lalu kan.
“Itu sangat buruk Krys, bagaimana bisa kau tak menghubunginya hanya karena dia bukan pacarmu lagi”Hebat sekarang sahabatku Luna menyindirku tepat di jantungku. Gadis ini, apa aku masih dianggap sebagai temannya sekarang ?
Aku menyesap kopiku, aku menciumi aromanya dan kembali menatap Luna
“Bahkan saat kami bertemu secara tak sengaja, aku takkan pura-pura mengenalnya”Ucapku ringan, Luna melempar pandangan aneh kearahku, sulit dijelaskan.
“Heol, kau benar-benar jadi orang Amerika yang cuek sekarang”Ejeknya, aku hanya melempar nafas berat sebelum kembali menyesap kopiku.
Sebenarnya aku tak benar-benar putus hubungan dengannya, sesekali aku dengar ia sudah berkencan atau ada lagi yang bilang dia sudah menikah, tapi yang aku sering dengar dia masih sendiri. Well ternyata aku masih ingin tau bagaimana ia sekarang.
O.O
Flashback~
“Kau tak mau menjelaskan apapun ?”Ucapku, nadaku sedikit tinggi sekarang. Jujur aku tak tahan dengan diamnya pemuda di depanku kini. Bagaimana bisa pemuda yang biasanya sangat berisik sekarang bisa sediam ini. Hal ini cukup membuatku menarik kesimpulan bahwa dugaanku benar dan dia salah.
“Byun Baekhyun !”Ucapku sekali lagi, nada suaraku naik satu oktaf sekarang. Mataku masih intens menatapnya tapi dia tetap menunduk
“Oh sial !”aku mengumpat, aku mengecakkan tanganku di pinggang. Lihatlah aku bahkan lebih mirip seorang ibu yang tengah memarahi anaknya sekarang.
“Baiklah aku anggap itu benar. Kau, kau yang ada dimobilnya tepat pukul 2 pagi dan kau yang…”kalimatku terhenti, sedikit sesak mengatakan ini. Oh sial sial sial, aku tak ingin mengucapkannya.
“Kau yang berciuman dengannya disana”ucapku lemah, bahkan hampir tak terdengar.
“Krys..”Ucapnya, sekian lama aku mengoceh tadi, ia hanya menbalasku dengan menyebut namaku, kau memang brengsek baek.
“Ayo akhiri sekarang”ini berat untuk aku ucapkan,tak kurasa kalimat ini keluar juga dari bibirku. Aku bisa rasakan matanya mengarah padaku. Ia memandangiku tak percaya seolah berkata, ‘kau serius, hubungan yang hampir 3 tahun ini harus berhenti sekarang ?’
Aku tak berani menatapnya, aku takut ia tahu mataku mulai berair dan itu pasti memalukan. Tak sempat aku memandangnya, aku mulai berbalik menghindarinya. Aku bisa rasakan tangannya menahanku. Tangan itu, tangan yang sangat aku sukai saat tengah menggenggam tanganku tapi tangan itu terasa memuakkan sekarang.
Aku berbalik kearahnya, menatap mata, hidung dan bibirnya. Semua itu pasti akan kurindukan. Aku tersenyum , meski didepanku kini ia masih memasang wajah tak percaya. Terlalu menyedihkan bila 3 tahun kebersamaan kami harus diakhiri dengan amarah seperti ini meski pada akhirnya aku akan sangat membencinya.
“Terimakasih Baek, terimakasih untuk semuanya”Ya aku mengucapkan kalimat yang mungkin sangat drama, tapi lebih dari itu semua sentuhan di ujung jarinya yang mulai melemah. Aku terus merasakannya bahkan akan terus merasakannya.
Flashback end~
O.O
Aku memandangi foto kami berdua, ini terdengar seperti lelucon tapi aku masih menyimpan foto itu. Kami tersenyum sangat cerah di situ, seolah tak akan ada akhir menyedihkan untuk kami. Memuakkan mengingat semuanya tapi cukup di sayangkan untuk membuang semuanya. Mengapa aku tak bisa melupakannya ? sekarang, bahkan setelah 3 tahun berlalu, aku bahkan masih merindukan semua yang ada padanya. Mata hitamnya yang terus memandangiku, hidungnya yang selalu menemaniku menghirup aroma kopi kesukaan kami, bibir kecilnya yang terus mengucapkan kalimat bohong yang memuakkan ‘aku mencintaimu, aku mencintaimu’, serta tangannya yang terus menggenggam tanganku. Apa aku terobsesi padanya ? semua ini seperti api yang membakar kertas, terlalu membara dan akhirnya hanya menyisakan abu lemah. Kenapa aku sangat bodoh ? kenapa aku tak bisa melupakannya, bahkan ketika ia sudah pergi.
Aku menarik foto itu dari dompetku dan menyobeknya sebisaku. Aku merindukannya tapi aku lebih membencinya. Aku melempar sembarang ke jok belakang mobilku. Aku menenggelamkan wajahku di stir mobil setelahnya. Begitu banyak yang ia lakukan hingga membuatku terus berputar di dunianya. Krystal Jung kau benar-benar kasian, kau bahkan mulai kehilangan kenormalanmu sekarang.
“Chagiya..”suara berat yang tak asing bagiku menyadarkanku, suara itu pula yang menolongku keluar dari labirin menyesakkan ini.
“Jongin Oppa”Aku tersenyum ke arahnya, pemuda itu membalas senyumanku. Aku segera keluar dari mobilku dan menghampirinya. Menghampiri pangeranku.
“Kau sudah lama menungguku, maaf aku terlambat”Ucapnya sambil menangkap tubuhku masuk ke dalam peluknya, sangat hangat.
“Aku merindukanmu”Bisikku, dia mengecup puncak kepalaku.
“Aku juga, 2 tahun tak melihatmu itu sangat menyiksaku”Ucapnya.
“Terimasih untuk terus menungguku”Ucapku sambil mempererat pelukanku.
Pemuda itu, ya Byun Baekhyun seindah apapun dia, semanis apapun ucapannya. Aku sadar ia bukan takdirku. Terlalu menyebalkan menerima ini semua . tapi semuanya sudah berlalu. Kesenangan saat bersamanya, kesedihan saat mengakhirinya. Dia sudah jadi abu di buku ceritaku. Ini menyakitkan tapi sekarang aku akan memanggilmu sebuah kenangan.
Final ~

(Ficlet) He is Me

Gambar

Title : He is Me
Scriptwriter : Firda Kwon
Main cast : Do Kyungsoo, Do Myungsoo (OC)
Genre : Brothership, Hurt
Duration : Ficlet
Summary : Aku melupakan satu hal yang hilang dariku sejak kami tubuh bersama. Dia lebih sering tersenyum sedangkan aku lebih sering mengutuk hidupku di banding mensyukurinya.

 

 Kyungsoo pov.

 

Aku benci pemuda itu, ya aku sangat membencinya. Kenapa dia selalu tersenyum disaat semua orang menghinanya, dasar bodoh. Aku berdecak kesal dan tetap memandanginya dari jauh. Di ujung koridor  tampak saudara kembarku Myungsoo tengah jadi bahan ejekan segerombol pemuda, terkadang salah satu dari mereka melemparinya dengan kulit kacang tapi lihat apa yang ia lakukan, dia malah tersenyum ceria seolah mereka tengah bercanda bersamanya. Aku tak tahan melihatnya akhirnya aku putuskan untuk menariknya keluar dari gerombolan itu dan seperti biasa bibir-bibir ember mereka mengiringi langkahku.

 

“Berhenti bertingkah bodoh,”Bentakku ketika kami sudah menjauh dari gerombolan itu. Dia hanya tersenyum dan memegang tanganku.

 

“Kyungsoo lihatlah aku menggambar kita”Dia menyodorkan kertas tapi tak sempat aku melihatnya aku menangkis kertas itu.

 

“Awas jika kau bertingkah bodoh lagi, tak akan kubantu”Bentakku sekali lagi sebelum meninggalkannya. Samar aku mendengar dia memanggil namaku tapi aku tak menghiraukannya, moodku selalu buruk saat melihatnya.

 

Kyungsoo pov end.

 

O.O

 

Seorang pemuda tengah sibuk dengan rubik di depannya. Dia memutarnya sedemikian rupa untuk menyatukan warna rubik itu. Raut wajahnya menegang penuh konsentrasi, tak berapa lama muncul dua orang pemuda lain mendekatinya.

 

“Ya Myungsoo, apa yang kau lakukan ?,”Tanya salah satu pemuda itu dengan nada mengejek, Myungsoo tersenyum lebar sambil menyodorkan rubik di tangannya.

 

“Aku berhasil, ibuku selalu bilang aku anak pintar tiap berhasil menyelesaikan ini”tawa kedua pemuda itu meledak hebat.

 

“Kau itu bodoh Myungsoo, Ibumu itu berbohong,”Ucap pemuda satunya di tengah tawanya, seakan tak memperdulikan ejekan temannya itu Myungsoo ikut tertawa senang.

 

“Ya Myungsoo kau mau susu pisang ?,”Ucap pemuda pertama  Myungsoo mengangguk mantap.

 

“Tapi syaratnya kau harus lari keliling lapangan dan bilang Myungsoo bodoh, Myungsoo bodoh,”tambah pemuda itu, Myungsoo berdiri dan tersenyum

 

“Baiklah”Dia berlari kelapangan dan melakukan hal yang pemuda itu katakan. Tawa bergemuruh tertuju pada Myungsoo dan tawa kemenangan kedua pemuda tadi. Disisi lain di lantai dua tampak seorang pemuda menahan amarah serta perasaan malunya. Jika bisa saat ini dia ingin agar di telan bumi. Dengan sigap ia melangkah turun menuju saudaranya itu.

 

“Myungsoo apa yang kau lakukan ?”Teriaknya sambil mencengkeram erat tangan Myungsoo agar berhenti melakukan hal konyol.

 

“Mereka menyuruhku dan akan memberiku susu pisang”Kyungsoo menujukan pandangan pada kedua sosok pemuda yang tengah tertawa penuh kemenagan di sudut lapangan.

 

“Ikut aku”Kyungsoo menarik tangan Myungsoo agar mengikutinya.

 

O.O

 

Kyungsoo Pov.

 

“Pokoknya aku ingin dia pindah”Berontakku pada ibuku, baiklah nadaku mulai tinggi sekarang. Didepanku kini Myungsoo berada di dekapan ibuku dengan wajah sumringahnya seolah tak terjadi apa-apa.

 

“Kata gurumu ia masih layak di sana dan nilainya juga baik-baik saja..”

 

“Tapi bu, dia jadi bahan bullyan di sekolah”Aku memotong ucapan ibuku, dia merasa tak nyaman dengan itu dan ini juga kali keduaku membentaknya dan jangan tanyakan alasannya siapa, sudah pasti Myungsoo.

 

“Kyungsoo..”

 

“Dan aku tak mau terus ikut dibully”suaraku melemah, aku rsakan mata ibu mulai berkaca-kaca, yah aku benci melihatnya menangis. Aku mendekat kearahnya dan aku raih tubuh rapuhnya, aku tau selelah apapun aku ibukulah orang yang paling lelah disini.

 

“Maaf bu”bisikku ia mulai mengusap puncak kepalaku, di sisi lain Myungsoo tak mau kalah denganku ia ikut tenggelam dalam pelukan kami. Oh Tuhan ini akan jadi keluarga yang menyenangkan jika semua normal.

 

O.O

 

“Dia punya bakat di bidang seni dan aku rasa dia juga sangat baik di matematika”Dokter psikolog Myungsoo menjelaskan perkembangan Myungsoo pada kami. Mata ibu mulai berair lagi, selalu seperti ini tiap jadwal terapi Myungsoo.

 

“Jadi apa kesimpulannya ?”kini aku mulai membuka suara sekarang, jujur aku tak begitu suka hal-hal yang bertele-tele.

 

“Jadi ini bukan gangguan otak atau gangguan mental, ini semacam suatu syndrom langka yang jarang terjadi, apa dia bisa berkonsentrasi penuh dengan sesuatu”

 

“Kadang saat ia mengerjakan matematika atau menggambar”kini ibuku mulai membuka suara, raut wajahnya penuh kekhawatiran sekarang.

 

“Hmm ini menarik, apa ada yang lain ?”

 

“Saat main rubik”tambahku

 

“Baiklah akan kucari tau apa syndromnya dan untuk saat ini terus pantau dia”

 

O.O

 

Aku memperhatikan Myungsoo dari jauh, Ya seperti biasa di ujung koridor sana ia tengah tersenyum ceria diantara ejekan teman-temanku. Ini sulitkan membiarkannya di bully atau ikut di bully. Jujur aku lelah selalu jadi penengah atau penerus ocehan mereka . Akhirnya aku putuskan untuk memperhatikannya saja dari jauh. Semakin aku berdiam aku semakin melihat diriku sendiri tengah di bully di sana. Oh sial kami memang kembar identik bahkan tiap melihatnya aku serasa berkaca pada diriku sendiri.

 

“Apa kau senang terus membullynya”Ucapku setiba di tengah gerombolan, aku tak tau kenapa aku lagi-lagi melibatkan diriku disini. Baiklah dibanding  egoku, aku tak suka melihat saudaraku di tindas.

 

“Oh ada Kyungsoo, Kenapa kau tak suka aku menghina saudara idiotmu ?”ejeknya

 

“Saudara idiot ?”aku tersenyum mengejek “Kau terlihat lebih idiot di sekarang, bagaimana mungkin kau menghina saudaraku di depanku”Myungsoo menatapku, meski tak yakin aku bisa rasakan ia tak percaya dengan ucapanku barusan.Sedetik kemudian ia tersenyum seperti biasa, mereka mengumpat sebelum meninggalkan kami, Ahh.. entahlah ada perasaan lega sekarang, aku menatap Myungsoo. Aku rasakan tangan hangatnya mengenggam tanganku.

 

“Aku menggambar kita,”Ucapnya sambil menyodoriku selembar kertas, diatasnya tampak goresan-goresan pensil dan hey gambarannya tak seburuk bayanganku, dia berbakat menggambar dan aku rasa dia bukan idiot tapi terlalu pintar iya kan. Aku tersenyum kearahnya

 

“Aku yang mana ? semua tampan tapi aku paling tampan”Dia tertawa berlebihan meski aku yakin ia tak sepenuhnya mngerti ucapanku. Ini tawa pertama kami sejak kami dewasa. Aku melupakan satu hal yang hilang dariku sejak kami tubuh bersama. Myungsoo lebih sering tersenyum sedangkan aku lebih sering mengutuk hidup hidupku di banding mensyukurinya. Aku rasa aku harus banyak belajar dari saudara bodohku ini.

 

Aku mulai memeluknya, aku sudah tak peduli dengan ejekan siapapun.

 

Dia itu aku

 

End~